BAYI PREMATUR
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Sebagian besar organ tubuhnya juga belum berfungsi dengan baik, karena kelahirannya yang masih dini. Maka dari itu, perlu diberikan perawatan khusus untuknya.
1. Penyebab Prematur
Kelahiran prematur bisa disebabkan adanya masalah pada ibu hamil, juga pada janin itu sendiri. Ibu hamil yang mengalami masalah seperti letak plasenta yang menutupi jalan lahir, lepasnya plasenta sebelum waktunya melahirkan, pendarahan sebelum melahirkan serta ketuban pecah dini, mempunyai risiko mengalami kelahiran prematur. Adanya gangguan organ reproduksi, seperti adanya kelainan dalam rahim atau leher rahim karena adanya miom (tumor jaringan otot), juga bisa menyebabkan janin lahir prematur.
Bila selama kehamilan ibu mengalami gangguan penyakit, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), asma, kencing manis (diabetes melitus), kelainan kelenjar tiroid, infeksi ginjal atau infeksi lainnya, serta kondisi kekurangan gizi (malnutrisi), bisa pula memicu kelahiran prematur. Hal lain yang dianggap punya andil dalam kelahiran prematur adalah kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, serta kondisi stres.
Dari segi janin, bila janin memiliki cacat bawaan, maka ada kemungkinan ia lahir sebelum waktunya. Kehamilan kembar, juga banyak menyebabkan janin lahir prematur.
2. Gangguan pada bayi prematur
Organ tubuh bayi prematur umumnya belum dapat bekerja secara sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi prematur sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim sehingga ia pun mengalami banyak gangguan. Semakin dini ia dilahirkan semakin banyak organ tubuhnya yang belum slap, dan semakin banyak pula gangguan yang akan dialami.
Gangguan kesehatan yang dialami bayi prematur cukup rentan dan bisa mengancam jiwanya. Ancaman yang paling berbahaya adalah kesulitan bernapas. Hal ini akibat paru-paru serta seluruh sistem pernapasannya, seperti otot dada dan pusat pernafasan di otak, belum dapat bekerja secara sempurna.
Karena lapisan lemak yang masih tipis, bayi prematur juga tidak memiliki perlindungan yang cukup dalam menghadapi suhu luar yang memang lebih dingin dibanding suhu dalam rahim ibu. Bayi prematur akan lebih sering mengalami penurunan suhu tubuh dibawah normal (hipotermia). Selain itu, mekanisme pengontrol suhu tubuh bayi prematur memang belum mampu bekerja sempurna sehingga meski di dalam ruang yang bersuhu normal pun, bayi sering mengalami kedinginan.
Hati dan ginjal bayi prematur juga belum siap bekerja secara sempurna. Hati (lever) bertugas mengolah zat-zat makanan yang masuk ke dalam tubuh sekaligus penawar racun (detoksifikas). Sedangkan ginjal, bertugas mengatur dan mengolah pembuangan di dalam tubuh. Karena hati dan ginjal bayi prematur belum sempurna kerjanya, maka semua pemasukan dan pengeluaran pada tubuh bayi prematur harus benar-benar diperhatikan. Bila tidak, kedua organ ini akan rusak dan bayi semakin rentan terhadap penyakit.
Bayi prematur juga mudah mengalami pendarahan di otak. Hal ini akibat pembuluh darah yang masih sangat halus dan mudah pecah bila kekurangan zat asam atau kedinginan. Sementara pendarahan di otak kelak dapat menimbulkan gangguan perkembangan, misalnya keterlambatan dalam perkembangan motorik seperti lambat berjalan, maupun kognitif seperti lambat bicara, dan sebagainya.
3. Inkubator
Seperti bayi normal, bayi prematur juga memperoleh kekebalan tubuh dari ibunya. Tapi, pada bayi prematur kekebalan yang didapat Iebih sedikit daripada bayi normal, karena sebelum daya tahan itu terbentuk cukup, ia sudah harus dilahirkan. Inilah yang menyebabkan bayi prematur sangat rentan terhadap penyakit infeksi.
Di rumah sakit, bayi yang lahir prematur akan diletakkan dalam alat khusus, yaitu inkubator. Inkubator merupakan alat yang dilengkapi dengan pengatur suhu dan kelembaban udara agar bayi selalu hangat. Bila bayi prematur lahir dengan berat badan di bawah 2000 gram, maka suhu dalam inkubator harus berkisar antara 32 derajat Celcius. Bila berat badannya kurang dari 2500 gram, suhu inkubator harus sekitar 30 derajat Celcius. Suhu inkubator akan diturunkan secara bertahap setiap 10-14 hari sebanyak satu derajat Celcius, sehingga akhirnya bayi bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan luarnya.
Selain berfungsi sebagai penghangat, inkubator juga berfungsi melindungi bayi dari bahaya infeksi. Di tempat ini, tersedia juga alat penyinaran sinar biru bagi bayi prematur yang mengalami peningkatan kadar bilirubin dalam darahnya (bayi kuning/jaundice) sebagai akibat hati bayi yang belum bekerja sempurna.
Biasanya, bayi dalam inkubator akan dibiarkan telanjang untuk mempermudah pemantauan, yang bisa dilihat dari gerak pernafasan serta warna kulit. Dengan demikian, bila ada kelainan, bisa segera diketahui.
Selain itu, bayi prematur juga mendapat bantuan pernafasan dalam bentuk bantuan oksigen sejumlah tertentu. Hal ini pun harus dilakukan dengan hati-hati, sebab keseimbangan kadar oksigen dan karbon dioksida bayi prematur harus diperhatikan benar. Bila jumlah oksigen pada bayi prematur terlalu sedikt, jumlah karbondioksidanya akan meningkat. Akibatnya, pembuluh darah di otak akan melebar, bahkan bisa pecah dan mengakibatkan pendarahan di otak. Sebaliknya, bila oksigen terlalu banyak, maka pembuluh-pembuluh darah bisa menyempit yang mengakibatkan sel-sel tubuh bayi kurang mendapat makanan.
Bayi prematur juga akan menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi mekanisme pertukaran zat dalam tubuh. Selain dilakukan juga pemeriksaan dengan alat Ultra Sonografi (USG) untuk melihat apakah terjadi kelainan di otak, seperti terjadi pendarahan, edema (pembengkakan) otak, dan lain-lain.
Lamanya pemantauan dan perawatan bayi prematur yang satu dengan yang lain tidak sama. Itu karena, kematangan bayi prematur tidak berdasarkan usia kandungan ketika ia dilahirkan atau Iamanya perawatan, melainkan dilihat dari perkembangan kemampuannya dalam bernafas, mempertahankan suhu tubuh, mengisap dan menelan (sehingga orang tuanya bisa langsung menyusuinya), serta mampu mencerna makanan yang masuk dalam tubuhnya. Dengan kata lain, bergantung dari kesiapan semua organ tubuhnya untuk bekerja normal. Hal ini bisa diketahui melalui pemantauan yang memang terus menerus dilakukan petugas rumah sakit.
4. Peran orangtua
Bayi prematur yang berada dalam inkubator juga memerlukan kasih sayang dari orangtua melalui sentuhan-sentuhan halus pada kulit bayi. Orang tua bisa memasukkan tangannya melalui lubang inkubator yang memang bisa dibuka. Berikan belaian lembut pada tubuh bayi, mulai dari kepala, leher, badan, tangan sampai ke kaki bayi. Sambil membelainya, berbicaralah padanya dengan suara yang lembut. Tentu saja sebelum melakukannya, orang tua perlu meminta izin dahulu dengan dokter dan pihak rumah sakit.
Selain sentuhan, yang tak kalah penting adalah Anda tetap bisa memberikan ASI. Mengingat refleks mengisap dan menelan bayi prematur belum baik, apalagi organ pencernaannya pun belum bekerja sempurna, maka pemberian makan bayi haruslah dilakukan secara hati-hati. Tentu saja cara pemberian ASI bayi prematur ini berbeda dari bayi yang lahir normal. Yaitu, dengan memompa ASI lebih dahulu, baru kemudian diberikan kepada si buah ati melalui bantuan pipa halus.
Memang keinginan Anda untuk memberikan ASI dengan memeluk dan menyentuhnya untuk sementara waktu tidak bisa terwujud. Namun, anda toh, bisa melakukannya nanti ketika ia sudah pulang ke rumah. Yang penting, pada saat si kecil menjalani masa-masa kritisnya ini, anda telah berusaha melakukan yang terbaik yang memang bisa dan boleh Anda lakukan.
5. Sentuhan mempercepat pemulihan bayi
Penelitan yang dilakukan oleh Tiffany Field Saul Schanberg, Frank Scafi dan rekan-rekannya, psikolog perkembangan dari Touch Research Institute of The University of Miami School of Medicine, Florida, Amerika, menggambarkan perbedaan yang cukup signifikan terhadap efek sentuhan pada 20 bayi prematur yang baru dilahirkan dibandingkan dengan 20 bayi prematur yang tidak disentuh. Lewat pijatan yang dilakukan selama 10 hari, yang dilakukan 3 kali sehari selama 15 menit setiap kalinya, terungkap bahwa tubuh bayi-bayi yang disentuh lebih berat sekitar 20-47% ketimbang bayi-bayi dalam kelompok pembanding.
Belum lagi efek sentuhan yang dapat memberikan rasa aman dan kasih sayang pada si kecil. Sejak dilahirkan, seorang bayi akan mulai secara aktif mempelajari cara merasakan dan mengekspresikan cinta. la pun secara aktif mulai mencari sentuhan lembut, yang memang merupakan ekspresi pertama kasih sayang yang sekaligus akan memberikan rasa aman baginya, yang akan terus berpengaruh pada perkembangan emosi seorang anak.
Untuk mengejar “ketinggalannya” dengan bayi normal, setelah pulang ke rumah, Anda bisa terus melakukan sentuhan dengan bayi Anda, melalui cara yang dikenal dengan kanggaroo Care. Yaitu, memberi sentuhan kasih dengan cara mirip kangguru menggendong anaknya. Pengalaman ini ditemukan secara tidak sengaja di rumah sakit di Boston terhadap seorang bayi prematur yang diletakkan di dada ibunya (kulit bayi dan kulit ibu saling menyentuh). Dengan cara ini, ternyata kondisi bayi prematur membaik. Setelah diperiksa, ternyata kadar oksigen dalam darah bayi meningkat, sementara kadar karbon dioksidanya (CO2) menurun. Tekanan darah bayi pun stabil dan pernafasannya menjadi teratur. Rupanya, posisi menelungkup dan menempel di dada ibu itu mirip dengan suasana dalam rahim ibu, di mana suara pernafasan dan detak jantung ibu bisa terdengar bayi. lntinya, bayi merasa nyaman dan tenang. Sejak itu, cara ini menjadi model untuk perawatan bayi prematur
No comments:
Post a Comment