Sunday, 28 April 2013

KB IMPLANT



 KB IMPLANT


A.       Kontrasepsi implan adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan
A. Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit (BKKBN,2003).

B. Jeniskontrasepsi implant
1. NORPLANT
a. Berisi batang yang mengandung hormon levonorgestrel
b. Tiap kapsul : panjangnya 3,4 cm, diameter 2,4 mm,berisi 36 mg levonorgestrel yang efektif mencegah kehamilan selama 5 tahun
2. IMPLANON
a. Berisi 1 batang putih lentur mengandung 63 mg 3-keto-desogestrel
b. Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun
3. INDOPLANT dan JADENA
a. Berisi 2 batang, mengandung 75 mg levonorgestrel
b. Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun (Saifuddin, 2006)


C. Mekanisme kerja KB implant
1. Mengentalkan lendir serviks
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
2. Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.

1. Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma.

2. Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN, 2003)
D.      Efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1 kehamilan per 100 perempuan). (Saifuddin, 2006)
E.       Keuntungan dan kerugian KB implant
1.         Keuntungan
a.    Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b.    Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.
c.    Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d.   Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e.    Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
f.     Tidak mengganggu hubungan seksual
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g.    Tidak mengganggu produksi ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.
h.    Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
       (Sulistyawati, 2011)
i.      Kontrol medis ringan
j.      Dapat dilayani didaerah pedesaan
k.    Penyulit medis tidak terlalu tinggi
l.      Biaya ringan
(Manuaba, 1998)
2.         Kerugian
a.    Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi, terjadi perdarahan bercak (spothing) dan perdarahan tidak teratur.     Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.
b.    Berat badan bertambah
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).
c.    Menimbulkan acne (jerawat), ketegangan pada payudara
 Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.
d.   Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.
e.    Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginannya, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan. Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
f.   Tidak memberikan perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual HIV/AIDS
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
      (BKKBN, 2003)
F.       Indikasi dan kontra indikasi KB implant
 1.         Indikasi
a.    Usia reproduksi
b.    Nulipara atau multipara
c.    Menghendaki kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
d.   Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi
 2.     Kontra indikasi
a.    Hamil atau diduga hamil
b.    Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
c.    Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d.   Mioma uteri
e.    Gangguan toleransi glukosa (Saifuddin, 2006)
G.      Waktu mulai menggunakan implan :
1.   Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh, tidak perlu metode kontrasepsi tambahan
  2.       Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan . Apabila insersi setelah -7 hari siklus haid, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja.
3.    Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrsepsi lain untuk tujuh hari saja.
4.    Apabila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan  pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat.
5.     Apabila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama tujuh hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.
6.     Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrsepsi dengan benar.
7.    Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik, tidak perlu metode kontrasepsi lain.
8.    Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsihormonal ( kecuali AKDR) dan klien ingin menggatinya dengan norplant, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
9.   Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan, maka dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual selama tujuh hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja. AKDR segera dicabut.
10.     Pasca keguguran, implan dapat segera di insersikan. (Sulistyawati, 2011)
H.      Keadaan yang memerlukan perhatian khusus :
Keadaan
Anjuran
·      Penyakit hati akut (virus hepatitis)
·      Strok/riwayat stroke, penyakit jantung
·      Menggunakan obat untuk epilepsi
·      Tumor jinak/ganas pada hati
·      Sebaiknya jangan menggunakan implan
·      Sebaiknya jangan menggunakan implan
·      Sebaiknya jangan menggunakan implan
·      Sebaiknya jangan menggunakan implan




No comments:

Post a Comment